manusia egois

kita tak kan pernah mengerti kabahagiaan tanpa merasa kegetiran hidup

kita pun tak kan mengerti kebenaran tanpa merasakan kebohongan

kita juga tak kan mengerti kasih sayang sebelum merasakan kesedihan

tau mengapa?

karena kita terlalu egois!

egois untuk merasa kesenangan!

sehingga akhirnya hanya kepalsuaan realita hidup yang tertampak!

Kuli Tinta SONLIS

Nggak kebayang kan kalau suatu event perlombaan mengadakan lomba jurnalistik gara-gara males cari berita. Eits… jangan salah walaupun SONLIS mengadakan JOTS bukan berarti mereka enggak punya wartawan yang kaliber. Menurut Event Organizer divisi Fairy, Fadilah Az-Zahra, “JOTS ini diadakan untuk memacu kemampuan menulis para siswa dan menyalurkan kemampuan menulisnya.” Wajar saja sih kalo kedengaran aneh! Biasanya kan perlombaan lebih ke IPTEK atau seni. Jarang biasanya ada lomba jadi jurnalis kalo lomba esai sih banyak.

Jadi jurnalis ini gampang-gampang susah. Kerjaannya sih sebenarnya santai tapi kita diharuskan dapat berita setiap untuk jangka waktu yang ditentukan dan yang nggak kalah penting beritanya harus berbobot.

Sebagai seorang jurnalis, penulis pun merasakan gampang-gampang susahnya menjadi jurnalis. Selama ajang JOTS, penulis sendiri bahkan sampai nggak mandi gara-gara baru selesai kotak-katik tulisan nyampe jam sepuluh malam (tentunya hal ini jangan ditiru ya!). Secara umum penulis membagi pengalaman penulis menjadi Seorang Jurnalis JOTS dalam 4 tahap.

  1. Pra-lomba

    Sebelum mengikuti JOTS, penulis diharuskan ketar-ketir merampungkan blog yang belum selesai ditambah teman lomba besaok lagi meriang. Hal terburuknya hingga jam 12 malam penulis belum berhasil menemukan barner. Untungnya ternyata barnernya disiapkan oleh panitia di esok hari.

  2. Hari Pertama

    Pada hari pertama, rombongan kami diharuskan berangkat jam enam pagi oleh PJ lomba sekolah. Sebagai akibat terlalu lama dibui di dalam asrama, penulis dan Johan, teman penulis mengidap sindrom akut yaitu sindrom anti cewek. Mungkin hal ini terjadi karena kami dikurung dengan 176 siswa cowok lainnya tanpa pernah berinteraksi dengan anak cewek yang sebaya jadinya kalau ketemu cewek gimana gitu. Hal itu tentu sangat mengganggu bagi seorang jurnalistik. Ya iyalah jurnalis itu harus berani bertanya, ya kan?

  3. Hari Kedua

    Johan lupa bawa slayer JOTS! Tidaakkk….. akhirnya kami terpaksa berbagi sumber daya bersama karena dia takut nggak bisa masuk ruangan tampa slayer. Yang ngeselinya di hari kedua itu, kami kan dari hari pertama nggak bawa laptop selama perlombaan karena emang aslinya orang-orang tak berada. Tapi ketika mau ngetik ternyata waktuya terbatas banget. Ditambah lagi setelah magrib penulis harus quis Quran yang membuat waktu semakin mencekik penulis sendiri. Dan pas mau ngetik di lima belas menit terakhir, penulis harus sakit hati karena pintu kelasnya terkunci dan merelakan cuman nge-post sebagian tulisan. Sangking kesalnya, penulis sampai ngambek sama Allah! (tentunya penulis sedah insaf dan hal ini jangan ditiru ya!)

  4. Hari Ketiga

    Karena melihat kejadian minggu lalu, akhirnya kami memdapat pinjaman laptop dari PJ lomba. Sayangnya kompensasi tersebut harus dibayar dengan merelakan satu kamera yang tak boleh kami bawa. Karena penulis gaptek (gagap teknologi), akhirnya penulis mengetik di user guess dan penulis tak tahu kalau tulisannya harus di back up sehingga tulisan yang sudah susah-susah diketik akhirnya hilang tak bersisa. Dan karena harus mengejar tulisan yang sebanyak itu, akhirnya penulis lupa mengambil kupon makan (kupon khusus yang bisa di tuker sama makanan di asrama). Dan yang sangat menyedihkan, penulis harus menutup pelupuk mata dengan perut kosong.

Untuk sarannya, penulis berharap SONLIS tahun depan menyediakan akses WIFI dibeberapa titik untuk peserta JOTS. Karena sebagai peserta JOTS, penulis selain tidak memiliki laptop juga tidak memiliki ponsel (apalagi modem)untuk menyambung ke dunia virtual. Tentunya dengan adanya akses tersebut pasti sangat membantu peserta bukan?

“Saya Hampir Pingsan”

Dilaporkan selama acara SONLIS berlangsung, seorang peserta Khitobah SMA hampir pingsan ketika berlomba. Dikutip langsung dari sang peserta, dia mengatakan bahwa ia tidak menemukan tenaga P3K di sana. “Saya merasa hampir pingsan di sana. Tak tau kenapa tiba-tiba yang saya lihat menjadi buram dan saya melihat ke sekeliling tak ada tenaga P3K di sana,” imbuh Mufid sang peserta.

Dari pernyataan peserta tersebut, alangkah lebih baik bila di acara SONLIS tahun-tahun mendatang tenaga P3K tersedia di semua lokasi perlomabaan. Hal ini setidaknya dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti yang dialami Mufid.

Band Competition, Pusat Perhatian Massa

 “Bengawan Solo, Riwayatmu ini, Sedari dulu jadi…Perhatian insani”

Gema suara speaker meliputi seluruh MAN Insan cendikia Serpong tak terkecuali lapangan mini soccer yang berada di belakang parkiran. Band Competiton sebagai salah satu perlombaan yang terdapat di Sonic Linguitic tahun ini berhasil menyedot sebagian besar animo massa yang terdapat di MAN Insan Cendikia. Acara ini tidak hanya menyita perhatian peserta, tetapi juga panitia, bahkan para pengantar peserta dari sekolah masing-masing.

Perlombaan ini mendapat responsif yang cukup tinggi dari masyarakat. Terbukti dengan adanya peserta yang berasal dari Asy-Syifa Sukabumi yang datang sejak hari masih gelap. Selain itu, acara ini pun turut dimeriahkan oleh partisipan dari ibu kota seperti MAN 4 Jakarta. Peraturan pada perlombaan ini mensyaratkan setiap pesrta untuk menyayikan satu lagu lagu daerah dan satu lagu pilihan. Dalam perlombaan ini, panitia telah menyiapkan dua gitar elektrik dan se-set drum. Pada perlombaan ini, peserta diperbolehkan membawa alat musik tambahan masing-masing. MAN 4 Jakarta, sebagai salah satu peserta Band Competition terlihat paling antusias. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya aksesoris yang mereka bawa dari mulai kostum yang mentereng hingga gamelan yang mengiringi lagu.

Hal yang paling terlihat dalam Band competition adalah kemeriahan penonton disekitar panggung yang turut meningkatkan penjualan pedagang disekitar lapangan utama. Bila melihat dari kualitas vokal yang ditampilkan oleh masing-masing peserta, rasanya setiap peserta layak untuk jadi pemenang. Jadi pemenang saat ini berada dalam keputusan juri. Siapakah pemenangnya? Mari kita lihat hasil keputusan juri.

Puncak SONLIS 14

Wah tidak terasa Sonic Linguistic telah sampai kehari ketiga. Berarti Minggu esok acara Sonlis akan akan berarti untuk tahun ini ya. Walaupun acara Sonic Linguistic baru memasuki hari ketiga, tapi hari ini bisa dibilang sebagai klimaks dari keseluruhan kegiatan. Hal ini dikarenakan sebagian besar final perlombaan diadakan pada hari ini seperti speeling Bee dan Photo Marathon yang diadakan pada Sabtu dan Minggu Kemarin.

Walaupun begitu, besok takkan kalah seru dibandingkan hari ini karena besok masih ada LKIR dan tentunya yang ditunggu-tunggu pembagian hadiah bagi para pemenang. Pada hari ini setidaknya ada beberapa kompetisi baru yang salah satunya Band Competition yang berhasil menyedot banyak massa untuk menyaksikan perlombaan yang satu ini.

Sonic Linguistic 2014 sebentar lagi akan usai, tetapi acara ini tak akan kehilangan peminatnya hingga tahun depan.

Kak Boleh Nanya Nggak?

Sabtu (1/3) ketika matahari sedang bersinar di timur cakrawala, seorang panitia JOTS (Journalist On The Spot) memberikan tantangan kepada serdadu-serdadu JOTS. Tantangan tersebut adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya dari sang pemimpin peri. Setelah mencari sekian lama, akhirnya penulis menemukan sang pemimpin peri yang bernama Fadilah Az-Zahra, Saat itulah penulis berhasil melakukan wawancara dengan Kak Fadilah Az-Zahra yang merupakan Event Organizer divisi Fairy yang bergerak di bagian jurnalistik.

Penulis : “Kak, sekarang kalau boleh tahu sekarang kakak kelas berapa?”

Kak Zahra: ”Oh, saya sekarang kelas XI-A 4

Penulis: ”Boleh tau nggak kesannya menjadi Seorang Event Organizer SONLIS 14?”

Kak Zahra: ”Kesan pertama saya menyenangkan, karena bisa lebih dekat teman-teman, bisa belajar kerja sama, dan menambah kenalan dari kelas dan angkatan lain.”

Penulis: “Kak Kenapa semua orang di divisi fairy disebut fairy?”

Kak Zahra: “Semua yang di divisi fairy emang disebut sebagai seorang fairy.”

Penulis: ”Apa sih kendala menjadi seorang fairy?”

Kak Zahra: “Kendala utamanya biasanya miss comunication. Baik itu sama fairy lain, sama panitia lain, bahkan sama ketua sekalipun.”

Penulis: “Kenapa Kakak memilih menjadi panitia jurnalistik?”

Kak Zahra: “karena kalau saya ikut mini Soccer nggak cocok kan?” (menahan tawa)

Penulis: “Kalau boleh tahu, apa harapan ke depan kakak untuk divisi fairy?”

Kak Zahra: Saya berharap adik-adik saya bisa membuat divisi fairy ini lebih menarik lagi tanpa harus mengubah substansi dari divisi fairy itu sendiri.”

Penulis: “Kak, kok pesertanya kurang dari target. Padahal targetnya dua lima tapi cuman ada delapan belas peserta?”

Kak Zahra: “Pesertanya nggak kurang kok. Target minimalnyakan lima belas, terus target maksimalnya dua lima.”

Ya tadi adalah hasil wawancara yang berhasil didapatkan penulis mengenai hal-hal terkait divisi fairy Sonic Linguistic 2014. Jadi kita tunggu apakah harapan Event Organizer SONLIS 14 dapait terwujud pada SONLIS tahun mendatang? Kita tunggu tanggal mainnya.

Galeri

Ratu Peri, dimana kamu?

Kali para peserta JOTS (Journalist On The Spot) mendapat tantangan dari SONLIS Warrior. Seorang peri cantik memberikan sebuah mandat kepada serdadu-serdadu JOTS untuk menyelesaikan tantangan yang tertera pada secarik kertas yang diberikan sang peri. Kertas tersebut berisikan sebuah tantangang yang berbunyikan,

Diantara sekian banyak peri yang berkeliaran di SONIC LINGUISTIC.

“Temukanlah pimpinan tertinggi mereka”

Gali informasi sebanyak mungkin darinya. Dan jangan lupa sertakan bukti bahwa kau telah bertemu dengannya.

Akhirnya pencarian dimulai. Para Serdadu JOTS mulai mencari keberadaan sang ratu peri yang berkeliaran di medan Sonic Linguistic. Penulis mulai mencari sang ratu peri ketika berhasil menebak sandi yang tersembunyi dalam surat tersebut Kata pemimpin peri tersebut menujukan bahwa sang ratu merupakan pemimpin tertinggi dalam divisi Fairy. Dengan menemukan kata kunci tersebut, penulis mulai mengorek informasi dengan bertanya kepada seorang serasan ORC yang menjadi PJ (penanggung-jawab) Grafiti Competition. “Kak tau nggak dimana PJ linguistic?” ujar penulis. Sayangnya si kakak tersebut tidak mengetahui siapakah sang ratu peri. Akhirnya penulis bertemu dengan seorang peri yang ternyata mengetahui siapakah sang ratu peri. Dia adalah Fadilah Az-Zahra yang merupakan Event Organizer dari bidang Jurnalistik Sonic Linguistic 2014.

Sayangnya perjuangan tersebut belum berakhir karena sang peri tak mengetahui keberadan sang ratu. Dalam perjalanan yang melelahkan tersebut, penulis serasa mendapat durian jatuh! Tak lama penulis menemukan seorang kakak panitia Linguistic bernama Sifa. Atas kebaikan kakak tersebut, penulis berhasil mendapat petunjuk baru hingga hingga penulis bisa menemukan sang ratu. “Kerudung pink, memakai behel, sepatu abu-abu, dan memakai celana,” ujar Kak Sifa memberi arahan. Saat itulah setelah menyusuri jalan penulis berhasil menemukan sang ratu peri yang merupakan wanita semanpai dan berkulit putih. Penulispun berhasil mendapatkan segunung informasi dari sang ratu peri yang akhirnya menuntaskan misi yang diemban.

Kemarin Belajar Nggak Kak?

Pernahkah anda membayangkan bila arus melakukan dua pekerjaan secara berbarangan? Pasti banyak dari kita akan mengatakan mustahil. Eits… tunggu dulu, ternyata siswa-siawi MAN Insan Cendikia Serpong bisa lo melakukan itu. Dan lebih mengejutkannya lagi acara yang mereka buat ini bertaraf nasional.

Kok bisa sih, belajarnya bagaimana kak? Menurut PJ (Penanggung-jawab) Grafiti Sonic Linguistic, Dwi Putri Lestari, “Acaranya kan dua minggu, diadakannya juga pas Sabtu Minggu. Pas Senin sampai Jumat-nya kita belajar normal. Nah untungnya gurunya perhatian, pas habis zuhur kita dikasih jam bebas buat nyiapin acara besok.” “Kalau siswa disini sih belajarnya nggak keganggu sama kegiatan ini karena acara SONLIS sendiri udah jadi acara tahunan jadinya udah biasa,” ujar Dwi ketika ditanya mengenai pengaruh kegiatan SONLIS terhadap efektivitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).

Tapi dihari ketiga ini ternyata tidak semua siswa MAN Incen berpartisipasi dalam acara ini. Hal ini terjadi karena beberapa siswa mengikuti KBM. Wah kalau sebagian siswa aja acaranya bisa sehebat ini, bagaimana kalau semua siswanya berpartisipasi, ya kan?

Aku Berharap….

Sonic Linguistic telah mencapai babak akhir. Apakah komentar dan harapan panitia dan peserta kedepannya?

Sonic Linguistic telah mencapai babak akhir. Apakah komentar dan harapan panitia dan peserta kedepannya?

Azam (Finalis Khitobah SMP)

“Saya sangat bangga bisa melaju sampai ketingkat finalis. Harapan saya untuk diri saya sendiri kedepannya saya bisa mendapatkan juara 1 khitobah.”

Mufid (Finalis khitobah SMA)

“Saya senang sekali dengan keberadaan SONLIS yang memotivasi saya untuk belajar berbahasa arab yang baik. Kedepannya saya harap SONLIS makin sukses.”

Reza (Peserta Mini Soccer)

“Harapan saya moga tahun depan nggak musim hujan. Kan susah kalau musim hujan. Bola ditendang udah kenceng banget tapi majunya cuman dikit.”

Dwi Putri Lestari (PJ Grafity SONLIS 14)

“Saya harap SONLIS tahun mendatang lebih baik. Koordinasi antar guru dan siswa semakin baik agar SONLIS tahun mendatang lebih berkualitas.”

Fadilah Az-Zahra (Event Organizer divisi Fairy)

“Saya harap adik-adik kelas saya dapat memodifikasi lomba-lomba jurnalistik SONLIS di tahun agar lebih baik mendatang tanpa harus mengubah substansi divisi Fairy itu sendiri.”

Update Terkini

Wah Sonic Linguistic udah sampai klimaks ya. Dari hari pertama sampai hari ketiga tentunya pasti banyak hal yang unik dan menarik. Apalagi kalau lombanya, tentunya pasti asyik dan dan keren-keren. Mau tau kan hasil dari lomba-lombanya? Nah ini dia sedikit bocorannya,

STORY TELLING SMP

1. Meiske Shafriza – SMP GIS,

2. Qotrunnada Salsabila – SMPIT Raudhatul Jannah,

3. Ariny Shafira K – SMPIT Raudhatul Jannah,

4. Andi Amalia – SMP Insan Cendekia Madani,

5. Danela Yustiza – SMP Plus Islamic Village.

STORY TELLING SMA

1. Yustinus Kresna W – SMAK Sang Timur,

2. Adimas Nauval Putranto – SMAN 2 Tangerang Selatan,

3. Qonita Taqiya – Darul Qur’an Mulia,

4. Salsabila Saniyya – IBS Jagat Arsy,

5. Sarah Tsabita – Darul Qur’an Mulia.

PHOTO MARATHON

1. Nadia Safira – SMAI Dian Didaktika (84,8),

2. Aulia Raihan Hafiz – SMP Insan Cendekia Madani (82,4).

SHORT MOVIE COMPETITION

– Juara I SMAI Dian Didaktika – Aku Kemal,

– Juara II SMAIT YAPIDH – REVENGE,

– Best Movie: SMK Bhakti Anindya.

NEWS CASTING COMPETITION

No.

Nama

Asal Sekolah

Nilai Akhir

1

Nada KhaulaItnani

SMP Global Islamic School

145.5

2

Novianty Krisna Putri

SMPIT Raudhatul Jannah

138

3

Salsabila Rahma

SMPIT Raudhatul Jannah

133.5

4

Rizky Akmal

Binus International School

133.5

5

Elkana Alifi MA’ruf

SMP Insan Cendekia Madani

132

6

Adellya

Binus International School

132